Hot Sugar Baby (bab 13)

[Warning!]
Ini adegan 18+ bisa merembet 21+ sih. Jadi harap bijak yaaa. 




“tuh anaknya lagi tiduran, ngeredain amarah kali” ucap Hari saat Millen masuk ke kamar Kean.

Millen menghela nafasnya, kemudian duduk diujung kasur tepat samping Kean yang tubuhnya ia tutupi dengan selimut
Hari dan Vidi paham dengan situasi saat ini, dan mereka memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.


“Kean, lo marah ya sama gue? Maaf”
Kean masih diem dengan posisinya.

“Gue marah An lo dihina kaya gitu, marah banget, tapi kalo lo mukul dia lagi, lo bakal kenapa-kenapa, dan gue gak mau itu”
Millen melihat ujung kakinya, takut.

“Keluarga dia salah satu keluarga paling berpengaruh, dan dia bisa lakuin apa aja, Kean" ada getar diantara suaranya, bikin Kean yang tadi menyelimuti dirinya rapat mulai membuka selimut itu secara perlahan.

Kean menatap manik-manik itu lagi.

“Maaf” lanjut Millen “ gue gak mau lo kenapa-kenapa”

Kean yang masih dalam posisi tiduran kemudian menarik Millen kedalam pelukannya.

“Stttttt” Kean mengusap lembut punggung Millen.

Sementara Millen menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kean, membuat Kean bisa merasakan hembusan nafas dari wanita kecil ini.

Kean tuh wangi, wangi yang gimana ya? 

Bikin tenang gitu, ini aja rasanya Millen pengen merem terus tidur kalo aja pinggangnya gak ngerasain sakit karna kakinya masih menempel dengan lantai.

Kean mengangkat wajah Millen, menangkup pipi gembul itu hingga bibir Millen membentuk kerucut.

“Ma...”

*Cup

Satu kecupan mendarat di bibir manis Millen.

“Iya Len, iya dimaafin, tadi gue juga kelewat emosi soalnya, maaf ya?”

Millen mengangguk, kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali.

Kean tersenyum, ah senyum itu, Millen benar-benar tak bisa menahannya, ia lumat bibir bawah Kean, menghisap kemudian menggigitnya pelan.

Kean gak protes mendapatkan serangan mendadak seperti ini, dia bahkan ikut menikmati.

Tangannya yang tadi ada dipipi, kini pindah ke tengkuk leher Millen menekannya untuk memperdalam ciuman itu.

Kean gak mau kalah, lidahnya menyapu belahan bibir Millen, membuat bibir itu terbuka, kesempatan itu ia pergunakan untuk melesatkan lidahnya masuk kedalam rongga, menari-nari dengan benda tak bertulang didalam sana.

Tangan Millen mencengkeram bahu Kean, sementara tangan Kean sudah masuk kedalam kaos yang Millen gunakan, mengusap perut kecil itu.

“Ehmmm..”

Millen memejamkan matanya, menikmati setiap sentuhan yang Kean berikan, rasanya aneh dan nikmat,

Ciuman itu kini turun ke leher, masih Kean yang memimpin, ia kecup kemudian membasahinya turun hingga ke bahu, geli, dan dingin, Millen benar-benar tak bisa menjelaskannya.

“Millen"

“Ngh—?”

“List lo kita lakuin malem ini, mau?” Tanya Kean.

Tak perlu berfikir, Millen langsung mengangguk cepat, menyetujui ide Kean, toh dia juga mau, mau mencobanya.

“Kamar kamu” lanjutnya.

Kean kemudian bangkit, serta menarik lengan Millen agar berpindah dari tempat itu, saat mereka bertemu dengan Hari, Sadip dan Vidi yang lagi duduk di kursi depan kamar, Kean hanya menyunggingkan senyumannya.

“Sinting tuh anak, tadi abis ngamuk sekarang malah senyum kesenengan” ini Vidi yg pasti

“Gue yakin tuh berdua pasti mau berbuat” Sadip menimpali ucapan Vidi

“Mereka berdua pacaran tah?” Poor Hari yg tidak tahu apa-apa


*** 

*Click 

suara pintu terkunci.

“Len, ini pertama kalinya kan buat lo? Lo yakin?” Tanya Kean, mereka kini masih sama-sama berdiri, dengan tangan Kean yang udah melingkar di pinggang kecil Millen.

“Iya. Tapi aku harus mulai dari mana?” Tanya Millen gak tau.

Bukannya menjawab pertanyaan dari Millen, Kean malah mencium bibir ranum itu lagi, dan tangannya mengusap perut Millen hingga naik ke benda menonjol diatas sana.

“Nghh—Kean geli” ucap Millen saat ciuman itu terlepas.

“Gapapa, kamu nikmatin aja, terus kamu langsung ikutin apa yang aku lakuin” jelas Kean yang langsung mendapat anggukan.

Sekarang Millen terlentang diatas kasur, dan Kean diatasnya dengan menopang satu tangannya.

Dengan lihai Kean menarik baju Millen keatas hingga terlepas, Millen sigap menarik selimut yang ada disampingnya, menutupi badannya yang sudah terbuka.

“Jangan ditutupin sayang” Kean lembut, ada getaran aneh di diri Millen saat Kean memanggilnya dengan sebutan “sayang”

“Malu, Kean”

Kean hampir tertawa, bagaimana bisa orang yang sudah terselimuti nafsu masih memikirkan tentang malu.

 haduhh Millen benar-benar sesuatu untuknya.

“Hei, apa gak usah dilanjut aja? kita lakuin kapan-kapan”
Millen seperti menimbang dan Kean masih menunggu jawaban Millen dengan menciumi pipi itu.

“Lanjutin aja” ucap Millen, kemudian merenggangkan pegangannya pada kain selimut tadi.

“Lo indah banget, Len” Kean menatap kedua mata yang sudah sedikit basah kemudian menghadapkan wajahnya tepat didepan puting Millen.

Lidahnya ia mainkan benda tersebut, sementara tangannya memilih puting yang satunya lagi.

Millen mendongakkan kepalanya keatas, kemudian meremas sprei yang ada dibawahnya, perasaan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Ciuman Kean turun kebawah, menciumi hingga ke yang ada dibawah sana.

Millen mengerang saat, bagian sensitifnya di cium oleh Kean.

“Nghhh—Keanhhh—, udahh mau pipis , Millen mau pipis” ucapnya tersenggal.

Kean tau apa yang Millen sekarang lagi rasain, dengan cepet ia membuka celana itu dan menarik turun dalamannya.

Ini pertama kalinya Millen telanjang didepan orang lain, malu tapi ia juga suka.

“Mau pipis?” Tanya Kean sambil mengusap kewanitaan Millen yang sudah basah.

Millen mengangguk cepat.

“Pipis disini ya?” Lanjut nya kemudian memasukkan jari telunjuk dan tengahnya pada benda itu.

“Ahhh Kean, gak tahan— nghhh” Millen menjambak rambut Kean, sementara Kean masih memperlakukan kewanitaan Millen seperti tadi, dengan sesekali Kean masukkan lidahnya.

“Nghhhh—– ahhhhhhh”

Millen mengluarkan cairan untuk pertama kalinya.

Kean telan cairan yang keluar, kemudian membersihkan kewanitaan itu dari sisa sisa putih yang masih mengalir disana.

Nafas Millen tersenggal, dadanya naik turun menghirup oksigen banyak-banyak.

“Gimana?” Tanya Kean mengelap peluh keringat di dahi Millen.

Millen membuka matanya, melihat pria yang berada tepat diatasnya.

“Enak. Tadi itu apa?”

“Bisa disebut hadiah, hahah. ada di list kamu kan?”

Millen mengangguk.

“Mau lagi” pinta Millen

“Hahahah enak banget ya sampe mau lagi? Sekarang gantian, oke? nanti aku kasih yang lainnya”

***
***

“Kean capek” Millen mendongakkan kepalanya keatas, melihat Kean yang lagi duduk di sofa, sementara dia duduk di bawah diantara paha Kean.

Milik Kean terlalu besar di mulut kecil Millen, juga beberapa kali Kean meringis sakit karna penisnya mengenai gigi Millen.

Ini pertama kalinya untuk Millen, Kean tidak ingin memaksa, tapi putihnya bentar lagi ingin keluar.

Kean kemudian menarik Millen agar duduk dipangkuannya.

“Nghhh” Kean mendesah saat miliknya bertemu langsung dengan kewanitaan Millen.
Tanpa pikir panjang, Kean menggesekan penisnya yang masih tegang diantara belahan kewanitaan Millen.

Millen gatau ini apa, tapi semua yang dia lakukan malam ini benar-benar terasa nikmat.

“Nghh—Kean, mau pipis lagi”

“Bareng ya sayang, ehmmmm”
Ia rengkuh tubuh Millen, dan dia bergerak semakin cepat.

“Ahhh Len gue keluar nghhh—” Detik kemudian putihnya keluar, juga Millen.

Kean menenangkan Millen dari orgasmenya, membelai punggung yang basah karna keringat, hingga wanita kecil itu tertidur di pelukkannya.

Sepertinya malam ini hanya sampai sini


((Maaf ya kalo gak enak dan aneh🙏))

Jangan lupa like&comment di joy yaaaa

Comments